Dari banyak toko yang kini bergabung dengan SRC, banyak yang tidak langsung setuju saat baru pertama kali diajak. Namun, ada pula beberapa yang mengiyakan ajakan tersebut pada tawaran pertama. Liana adalah satu di antaranya. Ia langsung tertarik saat menerima ajakan untuk menjadi bagian dari SRC di tahun 2013. Dan semenjak saat itu, toko Liana, yang kini bernama SRC Berlian Raya, menjadi bukti nyata bagaimana serangkaian proses panjang yang dirancang oleh SRC benar membuahkan hasil.
Liana mengakui sendiri bahwa ada sangat banyak arahan yang diberikan oleh tim SRC. Namun, ia mampu melihat manfaat di balik setiap arahan yang diberikan tersebut, khususnya dalam jangka panjang. Ini tidak hanya terbukti dari peningkatan omzet, tetapi juga dari luas toko serta peningkatan jumlah karyawannya. Hal tersebut bahkan memungkinkan Liana untuk membuka toko 24 jam, serta melengkapi tokonya dengan berbagai usaha sampingan, mulai dari pembayaran listrik, pengiriman uang, penjualan camilan dan jus buah, hingga penjualan bahan bakar minyak.
Keseriusannya dalam berbisnis tidak hanya ditunjukkan dengan perluasan usaha, tetapi juga dengan mengambil fungsi penting di wilayah tempat tokonya berada. Ini ia tunjukkan ketika bencana gempa melanda Lombok Utara tahun 2018 lalu. Ia memahami bagaimana peran sebuah usaha seperti milik dirinya dalam menggerakkan aktivitas perekonomian sehari-hari. Tiga hari pasca gempa terjadi, Liana memutuskan untuk membuka toko. Ia membulatkan niatnya, dan mengenyampingkan rasa takut. Tujuan utamanya bukan untuk menghindari kerugian, tetapi untuk membantu memenuhi kebutuhan warga sekitar. Dengan membuka toko, orang-orang bisa mendapatkan akses untuk membeli berbagai hal yang mereka butuhkan, khususnya kebutuhan sehari-hari yang sulit didapat apalagi dengan banyaknya toko yang tutup. Pada saat itu, bagi Liana, tokonya bukanlah sekadar bisnis, SRC Berlian Raya miliknya adalah suatu bentuk pelayanan bagi masyarakat serta bagi daerah tempat tinggalnya sendiri, Lombok Utara.