Serupa dengan banyak pemilik toko, Aryanti mengawali usahanya dari berjualan kecil-kecilan. Dan serupa pula dengan apa yang dialami oleh banyak pemilik usaha pada umumnya, Aryanti harus mengalami untung rugi ketika menjalankan usahanya. Keuntungan yang didapat mampu mendorong Aryanti untuk terus bergerak, tetapi kerugian-kerugian yang dialami juga cukup untuk menghalangi keinginannya bergerak lebih jauh. Ia mengalami banyak kemunduran yang membuatnya semakin tidak mampu mengembangkan usaha. Di titik itu, Aryanti berusaha melihat jalan keluar dari situasi yang dialaminya.
Titik terang kemudian datang dari kawannya sendiri. Kawannya itu juga merupakan seorang pemilik toko, dan Aryanti melihat bagaimana toko milik kawannya itu jauh lebih bagus juga lebih ramai. Aryanti paham betul bahwa yang dilihatnya itu adalah apa yang ia inginkan. Ia menginginkan toko yang sama bagusnya, barang-barang yang tertata sama rapinya, pintu toko yang terbuka sama besarnya, dan tentunya pelanggan yang sama ramainya. Dalam benak Aryanti, semua yang ia lihat saat itu adalah angan-angannya.
Kehadiran SRC di kemudian hari lalu mengubah angan-angan tersebut menjadi kenyataan. SRC menempatkan apa yang dicita-citakan Aryanti sebagai satu target yang pada waktunya akan tercapai. SRC menawarkan Aryanti sebuah strategi, bukan sekadar harapan, sebuah strategi yang disusun secara realistis guna mewujudkan hal tersebut. Jika selama ini Aryanti hampir terbiasa dengan berbagai kemunduran dalam usahanya, kini ia perlahan justru melihat sebuah usaha yang terus berkembang maju. Usahanya itu pula yang memungkinkan ia membayar berbagai kebutuhan hidup, mulai dari urusan rumah tangga sehari-hari hingga pendidikan anaknya. Aryanti menjadi contoh bagaimana sebuah cita-cita bisa menjadi kenyataan ketika tahu benar apa yang diinginkan.