Salah satu keseruan hidup bertetangga adalah mendengarkan berbagai cerita yang muncul dari warga sekitar. Ada cerita tentang anak yang minggu ini diwisuda, istri yang sedang mengandung anak kedua, atau saudara jauh yang kini sering muncul di TV. Tampaknya semua orang benar-benar menikmati berbagi cerita sehari-hari mereka. Bila seminggu terakhir Bu RT sibuk mempersiapkan hajatan anak pertamanya, maka hari ini ia dan tetangga-tetangga sekitar akan sibuk berbagi pengalaman mempersiapkan acara serupa. Bila akhir-akhir ini selalu hujan, maka obrolan-obrolan sore akan banyak menyebutkan tentang jalanan yang semakin macet di jam sibuk atau jemuran yang tidak kunjung kering.
Obrolan-obrolan seperti inilah yang menjadi cerita episode 5 sitcom SRC. Diceritakan Toko Kelontong SRC Somad tutup selama beberapa hari, Akib kemudian datang dan bercengkrama dengan Theo dan Ratna mengomentari hal ini. Menurut Akib, bisa jadi Tok Kelontong SRC milik Somad menggunakan pesugihan. Apalagi toko itu terlihat semakin ramai seusai proses renovasi. Setidaknya itu yang ia sampaikan, bahwa di kampungnya, toko yang menggunakan pesugihan harus sesekali tutup selama beberapa hari. Cerita ini kemudian sampai ke telinga istrinya sendiri, dan akhirnya ke telinga si pemilik toko sendiri, Somad.
Tentu saja Somad kemudian menjelaskan bahwa tokonya sedang tutup bukan karena pesugihan, tetapi alasan lain. Episode ini menunjukkan bagaimana sebuah cerita sederhana, yang bahkan mengada-ada, bisa dengan mudah tersebar ke mana saja. Dan bila sudah demikian, bisa saja ada yang mempercayainya. Episode ini mengajak penonton bukan hanya lebih kritis dalam menerima berita, tetapi juga untuk tidak terlampau serius bila mendengar obrolan-obrolan yang tidak pasti sumbernya. Terkadang cara terbaik menanggapi kabar burung adalah dengan tidak menanggapinya sama sekali.